Minggu, 09 April 2017

DEPRESIASI DAN DEPLESI



MAKALAH
“DEPRESIASI DAN DEPLASI”
Makalah ini dibuat Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah
“Akuntansi Keuangan Syariah 2”
Dosen Pengampu: Atika Lusi Tania, SE.,M.Acc.,Ak.
Disusun oleh:
Kelompok 2
Nama Anggota
1.      Annas Ways Alqorni               (1502100239)
2.      Isnaini Rahmawati                  (1502100060)
3.      Maya Satya Andayani            (1502100189)
4.      Rita Amelia                             (1502100210)
5.      Umi Mukminaturrohmah        (1502100225)
Prodi : S1 Perbankan Syariah
Kelas : B
Hasil gambar untuk logo iain metro
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) JURAI SIWO METRO
2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan  kenikmatan kepada penulis khususnya umumnya untuk kita semua, karena berkat hidayah dan inayah-Nya penulis bisa menyelesaikan makalah ini, shalawat beserta salam marilah kita curahkan kepada junjungan kita yakni nabi Muhammad SAW.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen pengampu mata kuliah “Akuntansi Keuangan Syariah 2” yang telah membimbing penulis di dalam penyusunan makalah ini, serta mengucapkan terima kasih pula terhadap semua rekan rekan yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Namun penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun penulis harapkan demi perbaikan dan kebaikan.
Semoga makalah ini menjadi khazanah keilmuan khususnya bagi penulis umumnya bagi yang membaca dan Semoga makalah ini memberikan informasi bagi mahasiswa dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

                                                                                    Metro, Maret 2017

                                                                                                Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DARTAR ISI................................................................................................ ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang Masalah............................................................................ 1
B.  Rumusan Masalah...................................................................................... 1
C.  Tujuan Masalah.......................................................................................... 2
BAB II
PEMBAHASAN
A.  DEPRESIASI
1.      Pengertian depresiasi........................................................................... 3
2.      Sebab depresiasi................................................................................... 4
3.      Faktor-faktor menentukan biaya depresiasi......................................... 5
4.      Metode depresiasi................................................................................ 6
B.  DEPLESI
1.       Pengertian deplesi.............................................................................. 14
2.       Metode perhitungan deplesi.............................................................. 15
BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan.............................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA


BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang Masalah
Aset tetap atau Aktiva tetap dalam akuntansi adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode. Jenis aset tidak lancar ini biasanya dibeli untuk digunakan untuk operasi dan tidak dimaksudkan untuk dijual kembali. Contoh aset tetap antara lain adalah properti, bangunan, pabrik, alat-alat produksi, mesin, kendaraan bermotor, furnitur, perlengkapan kantor, komputer, dan lain-lain. 
Beban beban selama masa penggunaan aktiva tetap seperti Reparasi dan pemeliharaan, Penggantian, Penambahan , Depresiasi aktiva tetap. Aset tetap biasanya memperoleh keringanan dalam perlakuan pajak. Semua bentuk aset tetap dikenai penyusutan atau depresiasi Kecuali tanah atau lahan, aset tetap merupakan subyek dari depresiasi atau penyusutan artinya nilai aktiva tetap selain tanah, misalnya mobil, berkurang seiring dengan realisasi masa umur pemanfaatannya, sampai ketika masa guna itu habis, nilai aktiva mobil yang bersangkutan adalah nol. Secara umum perusahaan dalam menentukan depresiasi biasanya menggunakan metode penetapan nilai penyusutan yang dapat digunakan untuk menghitung nilai penyusutan dari suatu aktiva tetap.
B.  Rumusan Masalah
1.    Apa yang dimaksud depresiasi?
2.    Apa saja sebab sebab depresiasi?
3.    Apa saja faktor-faktor menentukan biaya depresiasi?
4.    Apa  saja metode dalam depresiasi?
5.    Apa yang di maksud deplesi?
6.     Apa saja metode perhitungan deplesi?




C.  Tujuann Masalah
1.    Mengetahui apa yang dimaksud depresiasi
2.    Mengetahui sebab sebab depresiasi
3.    Mengetahui faktor-faktor menentukan biaya depresiasi
4.    Mengetahui metode dalam depresiasi
5.    Mengetahui apa yang di maksud deplesi
6.    Mengetahui metode perhitungan deplesi




BAB II
PEMBAHASAN
A.  DEPRESIASI

1.    Pengertian Depresiasi
Depresiasi adalah sebagian dari harga perolehan aktiva tetap yang secara sistematis dialokasikan menjadi biaya setiap periode akuntansi. Menurut PSAK No. 17, depresiasi (penyusutan) adalah suatu alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi yang dibebankan dengan pendapatan baik secara langsung maupun tidak langsung. Aktiva tetap yang dapat disusutkan adalah aktiva yang :
a.       Diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode akuntansi.
b.      Memiliki masa manfaat yang terbatas
c.       Dimiliki oleh suatu perusahaan untuk digunakan dalam produksi atau memasok barang atau jasa untuk disewakan atau untuk tujuan administrasi.
Comittee on terminology dari AICPA (1953) memberikan definisi sebagai berikut:
Akutansi depresiasi adalah suatu sistem akuntansi yang bertujuan untuk membagikan harga perolehan atau nilai dasar lain dari aktiva tetap berwujud, dikurangi nilai sisa (jika ada), selama umur kegiatan unit itu yang ditaksir (mungkin berupa suatu kumpulan aktiva-aktiva) dalam suatu cara yang sistematis dan rasional. Ini merupakan proses alokasi, bukan penilaian. Beban depresiasi untuk suatu tahun adalah sebagian dari jumlah total beban itu yang dengan sistem tersebut dialokasikan ke tahun yang bersangkutan. Meskipun didalam alokasi itu diperhitungkan hal-hal yang terjadi selama tahun itu, tidaklah dimaksudkan sebagai suatu alat pengukur terhadap akibat-akibat dari kejadian-kejadian itu.
Depresiasi adalah proses dari pengalokasian cost, bukan proses penilian aktiva tetap . perubahan nilai pasar wajar dari asset  tidak diperhitungkan selama asset dimiliki , karen aktiva tetap dimiliki untuk digunakan dan bukan untuk dijual. Jadi, book value adalah (harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan aktiva tetap mungkin berbeda dengan market value nya.
Kemampuan untuk menghasilkan pendapatan dapat juga mengalami penurunan karena obsolescence. Obsolescence adalah proses menjadi usang atau kadaluarsa sebelum kondisi pemakaian penuh. Penting diketahuai bahwa pengakuan depresiasi tidak berarti pengeluaran berupa kas , berarti juga bukan pengumpulan kas untuk membeli aktiva tetap yang baru. Saldo dalam akumulasi penyusutan memperliahtkan jumlah cost aktiva yang dialokasikan sebagai expenses. Saldo tersebut bukan tabungan kas namun semata mata merupakan kontra akun dari aktiva tetap .
Dari definisi diatas jelas bahwa akuntansi depresiasi bukannya suatu proses penilaian aktiva atau prosedur pengumpulan dana untuk mengganti aktiva, tetapi adalah suatu metode untuk mengalokasikan harga perolehan aktiva tetap ke periode-periode akuntansi. Istilah depresiasi digunakan untuk menunjukkan alokasi harga perolehan aktiva tetap berwujud yang dapat diganti, seperti gedung, mesin, alat-alat dan lain-lain.
Alokasi harga perolehan aktiva tetap berwujud yang tidak dapat diganti seperti sumber-sumber alam (wasting assets) disebut deplesi. Sedangkan alokasi harga perolehan aktiva tetap tidak berwujud disebut amortisasi.

2.    Sebab-sebab depresiasi
Faktor-faktor yang menyebabkan depresiasi bisa dikelompokkan menjadi dua, yakni:
a.       Faktor-faktor fisik
Faktor-faktor fisik yang mengurangi fungsi aktifa tetap adalah aus karena dipakai (wear and tear), aus karena umur (deterioration and decay) dan kerusakan kerusakan.
b.      Faktor-faktor fungsional
Faktor-faktor fungsional yang membatasi umur aktia tetap antara lain, ketidakmampuan aktiva untuk memenuhi produksi sehingga perlu diganti dan karena adanya perubahan permintaan terhadap barang atau jasa yang duhasilkan, atau karena adanya kemajuan teknologi sehingga aktiva tersebut tidak ekonomis lagi jika dipakai.
Untuk menentukn taksiran umum kegunaan suatu aktiva tetap, kedua faktor diatas harus dipertimbangkan, misalnya secara fisik mesin ditaksir dapat digunakan dalam jangka waktu dua puluh tahun, tetapi diperkirakan pada tahun ke dua belas akan ada penemuan baru yang dapat menghasilkan mesin yang lebih modern. Dalam keadaan seperti ini taksiran umur fisik (dua puluh tahun) tidak dapat digunakan sebagai dasar perhitungan depresiasi. Apabila diperkirakan dengan adanya mesin baru tersebut perusahaan harus mengganti mesinnya maka umur ekonomis mesin maksimum yang dapat digunakan dalam perhitungan depresiasi adalah dua belas tahun. Selain faktor-faktor diatas, taksiran umur aktiva tetap juga dipengaruhi oleh rencana reparasi dan pemeliharaan. Bila rencana reparasi dan pemeliharaan itu disusun dengan biaya yang minimum, maka diharapkan aktiva tetap akan mempunyai umur yang lebih pendek dibandingkan jika rencana reparasi dan pemeliharaannya tidak minimum.

3.    Faktor-faktor dalam menentukan biaya depresiasi
Ada tiga faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan beban depresiasi setiap periode. Faktor-faktor itu ialah:
a.       Harga perolehan (cost)
Yaitu uang yang dikeluarkan atau utang yang timbul dan biaya-biaya lain yang terjadi dalam memperoleh suatu aktiva dan menempatkannya agar dapat digunakan.
b.      Nilai sisa (residu)
Nilai sisa suatu aktiva yang didepresiasi adalah jumlah yang diterima bila aktiva itu dijual, ditukarkan atau cara-cara lain ketika aktiva tersebut sudah tidak dapat digunakan lagi, dikurangi dengan biaya-biaya yang terjadi pada saat menjual atau menukarnya.
c.       Taksiran umur kegunaan (masa manfaat)
Taksiran umur kegunaan (masa manfaat) suatu aktiva dipengaruhi oleh cara-cara pemeliharaan dan kebijakan-kebijkan yang dianut dalam reparasi. Taksiran umur ini bisa dinyatakan dalm satuan periode wktu, satuan hasil produksi atau satuan jam kerjanya. Dalam menaksir umur atau masa manfaat aktiva, harus dipertimbangkan sebab-sebab keausan fisik dan fungsional.
Menurut Adenk Sudarwanto dalam bukunya Akuntasi koperasi disebutkan  faktor faktor yang mempengaruhi biaya depresiasi ada 4 yaitu:
a.    Harga perolehan
b.    Nilai residual atau nilai sisa
c.    Masa manfaat
d.   Pola penggunaan
Untuk menandingkan harga perolehan aktiva tetap terhadap pendapatn, beban penyusutan periodik harus mencerminkan setempat mungkin pola penggunaan. Jika aktiva tetap menghasikan suatu pola pendapatan yang bervariasi, mala ola penyusutannya juga harus bervariasi dengan pola yang sama.
Dari faktor-faktor diatas dapat dihitung biaya depresiasi tiap tahun. Biaya depresiasi ini merupakan sutu taksiran yang ketelitiannya sangat tergantung pada ketelitian penentuan atas faktor faktor tersebut. Ketelitian biaya depresiasi ini akan mempengaruhi besarnya laba rugi perusahaan setiap periode. Apabila depresiasi tidak dihitung dengan teliti maka jumlah laba rugi perusahaan juga menjadi tidak teliti.

4.    Metode Perhitungan Depresiasi
Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menghitung beban depresiasi periodik. Untuk dapat memilih salah satu metode hendaknya dipertimbangkan keadaan-keadaan yang mempengaruhi aktiva tersebut. Metode-metode itu ialah:
a.    Metode garis lurus(straight-line method)
b.    Metode jam jasa (service-hours method)
c.    Metode hasil produksi (productive-output method)
d.   Metode beban berkurang (reducing-charge method)
- jumlah angka tahun
- saldo menurun
- double declining balance method
- tarif menurun
Berikut ini akan diberikan penjelasan tentang penggunaan masing-masing metode.

a.       Metode Garis Lurus (Staight line method)
Metode ini adalah metode depresiasi yang paling sederhana dan banyak digunakan. Dalam cara ini beban depresiasi tiap periode jumlahnya sama (kecuali kalau ada penyesuaian-penyesuaian).
Metode garis lurus ini menganggap aktiva tetap akan memberikan kontribusi yang merata di sepanjang masa penggunaannya. Sehingga aset tetap akan mengalami tingkat penurunan fungsi yang sama dari periode ke periode hingga aset tetap ditarik dari penggunaannya dalam operasional perusahaan.
Perhitungan Penyusutannya:
Rumus:
Keterangan :
HP : harga perolehan (cost)
NS : nilai sisa (residu)
N    : taksiran umur kegunaan.
Contoh
Mesin dengan harga perolehan Rp 600.000,00 taksiran nilai sisa residu  sebesar Rp 40.000,00 dan umur nya ditaksir selama 4 tahun, deresiasi tiap tahun dapat dihitung sebagai berikut:

Depresiasi         =
                         = Rp 140.000,00


Perhitungan depresiasi dengan garis lurus ini didasarkan pada anggapan-anggapan sebagi berikut:
1.      Kegunaan ekonomis dari suatu aktiva akan menurun secara porporsional setiap periode.
2.      Biaya reparasi dan pemeliharaan tiap-tiap periode jumlahnya relatif tetap.
3.      Kegunaaan ekonomis berkurang karena lewatnya waktu.
4.      Penggunaan (kapasitas) aktiva tiap-tiap periode relatif tetap.
b.      Metode Jam Jasa (service hours medhod)
Metode ini didasarkan pada anggapan bahwa aktiva (terutama mesin-mesin) akan lebih cepat rusak bila digunakan sepenuhnya (full time) dibanding dengan penggunaan yang tidak sepenuhnya (part time). Dalam cara ini beban depresiasi dihitung dengan dasar satuan jam jasa. Beban depresiasi periodik besarnya akan sangat tergantung pada jam jasa yang dipakai (digunakan).
Rumus untuk menghitung besarnya penyusutan metode satuan jam kerja adalah sebagai berikut:


RUMUS:           
Keterangan :
HP : harga perolehan
NS : nilai sisa (residu)
N   : taksiran jam jasa

Contoh
Mesin, dengan harga perolehan Rp 600.000,00, nilai sisa Rp 40.000,00 ditaksir akan dapat digunakan selam 8.000 jam. Depresiasi perjam dihitung senbagai berikut:

Depresiasi
= Rp 70,00
Apabila dalam tahun pertama,mesin tersebut digunakan selama 3.000 jam maka beban depresiasinya = 3.000 x Rp 70,00 = Rp210.000,00.




c.       Metode hasil produksi (productive output method)
Dalam metode ini umur kegunaan aktiva dataksir dalam satuan jumlah unit hasil produksi. Beban depresiasi dihitung dengan dasar satuan hasil produksi, sehingga depresiasi tiap periode akan berfluktuasi sesuai dengan fluktuasi dalam hasil produksi. Dasar teori yang dipakai adalah bahwa suatu aktiva itu dimiliki untuk menghasilkan produk, sehingga depresiasi juga di dasarkan pada jumlah produk yang dapat dihasilkan.Metode hasil produksi merupakan metode penyusutan yang mengalokasikan beban penyusutan ke beberapa periode berdasarkan pada satuan unit yang diperoleh dari penggunaan aset tetap. Umur ekonomis aset tetap dinyatakan dalam satuan unit produksi, bukan berdasarkan tahun.
RUMUS:           
Keterangan :
HP : harga perolehan
NS : nilai sisa (residu)
N   : taksiran hasil produksi (unit)

Contoh
Untuk dapat menghitung beban depresiasi periodik, pertam akali dihitung tarif depresiasi untuk tiap unit produk. Kemudian tarif ini kan dikalikan dengan jumlah produk yang dihasilkan  dalam periodik tersebut. Misal, mesin dengan harga perolehan Rp 600.000,00 taksiran nilai sisa sebesar Rp 40.000,00. Mesin ini ditaksir selama umur penggunaan akan menghasilakan 56.000 unit produk. Depresiasi unit per produk dapat dihitung sebagai berikut:
Depresiasi =
= Rp 10,00
Apabila apada tahun pertama penggunaan, mesin tersebut menghasilakn 18.000 unit produk, maka beban depresiasi untuk tahun itu sebesar 18.000 x Rp 10,00 =Rp 180.000,00.
d.      Metode beban berkurang ( reducing charge method)
Dalam metode ini beban depresiasi tahun-tahun pertama akan lebih besar daripada beban depresiasi tahun-tahun berikutnya. Metode ini didasarkan pada teori bahwa aktiva yang baru akan dapat digunakan dengan lebih efisien dibaningkan dengan aktiva yang lebih tua. Begitu juga biaya reparasi dan pemeliharaannya. Biasanya aktiva yang baru akan memerlukan reparasi dan pemeliharaan yang lebih sedikit dibanding dengan aktiva yang lama. Jika dipakai metode ini maka diharapkan jumlah beban depresiasi dan biaya reparasi dan pemeliharaan dari tahun akan relatif stabil, karena jika depresiasinya besar maka biaya reparasi dan pemeliharaannya kecil (dalam tahun pertama), dan sebaliknya dalam tahun terakhir, beban depresiasi kecil sedangkan biaya reparasi dan pemeliharaannya besar. Ada empat cara untuk menghitung beban depresiasi yang menurun dari tahun ke tahun, yaitu:
1.    Metode jumlah angka tahun (sum of year’s digits method)
Depresiasi dihitung dengan cara mengalikan bagian pengurangan (reducing fractions) yang setipa tahun nya menurun dengan harga perolehan dikurangi nilai residu. Pengurangan dihitung asebagia berikut.
Pembilang = bobot (weight) untuk tahun yang bersangkautan.
Penyebut = jumlah angka tahun selama umur ekonomis aktiva atau jumlah angka bobot (weight).
2.    Metode saldo menurun (declining balance method)
3.    Double declining balance method
4.    Metode tarif menurun (declining rate on cost method)
Metode-metode khusus
Pembebanan depresiasi bisa dilakuakan tidak dengan dasar alokasi harga perolehan, tetapi dengan menggunakan dasar-dasar lain metode ini dapat diterima jika terdapat kesulitan-kesulitan untuk menghitung depresiasi dengan cara yang biasa. Biasanya metode-metode khusus ini dipakai untuk membebankan depresiasi alat-alat kerja (small tools) yang dimiliki dalam jumlah yang besar dan digunakan dalam perusahaan-perusahaan jasa umum (public utilities). Metode perhitungan depresiasi yang khusus adalah sebagai berikut:
1.    Sistem penilaian/persediaan
dalam cara ini rekening aktiva didebit dengan harga perolehan (cost) aktiva. Setiap periode aktiva tersebut dinilai dan rekening aktiva dikurangi sampai pada jumlah penilaian tersebut. Pengurangannya dibebankan sebagai depresiasi.
2.    Sistem pemberhentian
dalam cara ini rekening aktiva didebit dengan harga perolehan (cost) aktiva. Pada akhir periode rekening aktiva itu dikredit dengan jumlah harga perolehan aktiva yang dihentikan penggunaannya selama periode tersebut dan dibebankan sebagai biaya depresiasi.
3.    Sistem penggantian
dalam cara ini rekening aktiva didebit dengan harga perolehan (cost) aktiva. Pembebanan sebagai biaya dilakukan jika aktiva tersebut diganti. Jadi harga perolehan aktiva baru dikurangi nilai sisa aktiva lama dibebankan asebagai depresiasi.

Depresiasi untuk sebagian periode
Yang dimaksud dengan depresiasi untuk sebagian periode adalah perhitungan beban depresiasi bila periodenya tidak selama satu periode akuntansi (tahun buku).

Metode Garis Lurus
Bila digunakan metode garis lurus, ketentuan-ketentuan diatas dapat digunakan. Adakalanya perusahaan menghitung depresiasinya untuk bagian periode didasarkan pada jumlah hari sesungguhnya. Kelihatannya cara ini akan memberikan hasil yang lebih teliti. Akan tetapi, bila dihubungkan dengan taksiran umur total, maka tdak ada peningkatan ketelitian yang diperoleh. Perbedaan dasar bulanan dengan harian dikaitkan dengan taksiran umur ekonomi tidak akan mengakibatkan selisih jumlah yang cukup berarti.

Metode Jumlah angka Tahun
Dalam metode jumlah angka tahun, bila terjadi perhitungan depresiasi untuk sebagian periode, perlu dilakuakan dengan dua langkah:
1.    Menghitung depresiasi tahunan
2.    Mengalokasikan depresiasi tahunan kemasing-masing periode atas dasar waktu.
Metode double declining balance
Seperti yang diuraikan dimuka, metode double declining balance dalam perhitungan depresiasi, menggunakna tarif depresiasi yang dihitung dengan metode garis lurus dikalikan dua. Apabila aktiva tetap dibeli tidak awl periode, maka untuk menghitung beban depresiasi tahunan, perlu dilakukan pehitungan dengan dua langkah sebagai berikut:
1.    Menghitung depresiasi tahunan
2.    Mengalokasikan depresiasi tahunan kemasing-masing perode atas dasar tahun.

Koneksi Terhadap Depresiasi
Ada kemungkinan suatu perusahaan mengubah metode yang digunakannya dalam perhitungan depresiasi. Perubahan metode ini akan mengakibatkan perubahan-perubahan terhadap depresiasi yang sudah dibebankan tahun-tahun lalu dan juga perhitungan-perhitungan untuk tahun-tahun yang akan datang. Koreksi untuk tahun-tahun yang lalu dapat dicatat dalam rekening laba tidak dibagi atau koreksi laba tahun-tahun lalu. Selain perubaha metode, koreksi perhitungan depresiasi dapat juga terjadi karena adanya perubahan harga perolehan ataupun perubahan taksiran umur. Perubaha-perubahan seperti itu akan dibicarakan pada bab berikut
Pencatatan Depresiasi
Kadang-kadang depresiasi dicatac dengan dengan mendebit rekening biaya dan mengkredit rekening, aktiva yang bersangkutan, cara ini tidak dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai harga perolehan aktiva dan jumlah depresiasi sampai pada periode itu.
Untuk menghilanhkan kelemahan itu, depresiasi dikreditkan kerekening, akumulasi depresiasi yang merupakan offset dari rekening aktiva yang bersangkautan. Jika dipakai cara ini maka didalam neraca akan dapat diketahui jumlah harga dan jumlah yang sudah didepresiasi. Biasanya untuk setiap rekening aktiva akan di buatkan satu rekening akumulasi depresiasi. Apabial aktiva yang dimiliki jumlahnya banyak, maka bisa dibuatkan buku pembantu yang mendukung jumlah dalam rekening kontrol dalam buku besar.
Didalam perusahaan-perusahaan yang dibagi menjadi beberapa fungsi seperti produksi,  penjualan dan administrasi, buku pembantu dibuat untuk mendukung rekening kontrol dari tiap-tiap fungsi dan depresiasi akan diperhitungkan untuk setiap fungsi.


B.  DEPLESI
1.    Pengertian Deplesi
Deplesi adalah Berkurangnya harga perolehan (cost) atau nilai sumber-sumber alam seperti tambang dan hutan kayu yang disebabkan oleh perubahan (pengolahan) sumber-sumber alam tersebut sehingga menjadi persediaan disebut deplesi.
Beberapa perbedaan antara deplesi dan depresiasi adalah sebagai berikut:
-          Deplesi merupakan pengakuan terhadap pengurangan kuantitatif yang terjadi dalam sumber-sumber alam, sedangkan depresiasi merupakan pengakuan terhadap pengurangan service (manfaat ekonomi) yang terjadi dalam aktiva tetap.
-          Deplesi digunakan untuk aktiva tetap yang tidak dapat diganti langsung dengan aktiva yang sama jika sudah habis, sedangkan depresiasi digunakan untuk aktiva tetap yang pada umumnya dapat diganti jika sudah habis.
-          Deplesi adalah pengakuan terhadap perubahan langsung dari sumber alam menjadi barang yang dapat dijual, sedangkan depresiasi adalah alokasi harga perolehan kependapat periode yang bersangkutan untuk suatu service yang dihasilkan (kecuali dalam perusahaan dimana depresiasi dihitung berdasarkan hasil produksi).
Sumber-sumber alam disebut juga wasting assets
2.    Metode Perhitungan Deplesi
Untuk menghitung deplesi ada tiga hal yang harus diperhatikan yaitu:
a.    Harga perolehan aktiva.
b.    Taksiran nilai sisa apabila sumber alam sudah selesai dieksploitasi.
c.    Taksiran hasil yang secara ekonomis dapat di eksploitasi.
Deplesi dapat dihitung untuk tiap unit hasil sumber alam (ton, barrel dll). Contohnya sebagai berikut:
Tanah yang mengandung hasil tambang dibeli dengan harga Rp 20.000.000,00 taksiran isinya sebesar 150.000 ton. Tanah tersebut sesudah dieksploitasi ditaksir bernilai Rp 2.000.000,00 . deplesi per ton dapat dihitung :
Deplesi =
 = Rp 120,00 per ton
Jika pada tahun pertama di eksploitasi sebanyak 40.000 ton, maka deplesi untuk tahun tersebut 40.000 x Rp 120,00 per ton = 4.800.000,00
Jurnal yang dibuat untuk mencacat deplesi sebagai berikut:
Deplesi                                           Rp 4.800.000,00
       Akumulasi deplesi                               Rp 4.800.000,00
3.      Revisi Perhitungan Deplesi
Jika pembangunan tambang/sumber alam itu juga terjadi dalam masa eksploitasi, sedangkan biayanya ditaksir dimuka pada waktu akan menghitung beban deplesi, jika kenyatannya biaya pembangunan berbeda dengan yang sudah ditaksir maka perhitungan deplesi perlu direvisi. Begitu juga jika taksiran isi tambangnya berbeda dengan taksiran isi tambang yang dipakai dalam menghitung deplesi maka perhitungan deplesi perlu direvisi. Koreksi terhadap deplesi dapat dilakukan dengan dua cara sebagai berikut:
-          Deplesi tahun-tahun lalu yang sudah dicatat dikoreksi, begitu juga untuk deplesi yang akan datang
-          Deplesi tahun-tahun lalu yang sudah dicatat tidak dikoreksi, tetapi deplesi tahun-tahun yang akan datang dilakukan dengan data yang terakhir.
Dalam cara pertam koreksi dilakukan seperto halnya dalam aktiva tetap. Pada saat diketahui adanya perubahan, dihitung lagi deplesi per unit kemudian dilakukan koreksi. Misal, eplesi yang terlalu beasar, jumlah koreksinya sebagi berikut.
Misal, dari contoh dimuka, biaya pembangunan bertambah sebesar Rp 1.800.000,00. Sesudah dieksploitasi dalam tahun kedua sebanyak 30.000 ton, tambang ditaksir masih mengandung 90.000 ton. Perhitungan deplesi kedua sebagai berikut:
Harga perolehan pertama                                                    Rp20.000.000,00
(-) nilai sisa                                    Rp2.000.000,00
    Deplesi tahun pertama                 
                                                                       
(+) biaya oemabngunan th ke dua                                    
Jumlah yang akan di deplesi                                            
Taksiran isi tambang pada awal tahun kedua:
Hasil eksploitasi tahun kedua (ton)                                   30.000
Taksiran isi tambang pada awal tahun kedua (ton)          
Taksiran isi tambang pada akhir tahun kedua (ton)          120.000
Deplesi per ton dalam  tahun kedua = Rp 15.000.000,00 : 120.000 = Rp 125,00.
Deplesi tahun kedua = 30.000 x Rp 125,00 = Rp 3.750.000,00
Aktiva aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan yang mengolah sumber sumber alam, dan kegunaan aktiva itu terbatas sampai selesainya eksploitasi sumber sumber alam, maka deprsiasi aktiva tetap dapat dihitung dengan dasar taksiran hasil sumber alam.


BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Depresiasi bukannya suatu proses penilaian aktiva atau prosedur pengumpulan dana untuk mengganti aktiva, tetapi adalah suatu metode untuk mengalokasikan harga perolehan aktiva tetap ke periode-periode akuntansi. Istilah depresiasi digunakan untuk menunjukkan alokasi harga perolehan aktiva tetap berwujud yang dapat diganti, seperti gedung, mesin, alat-alat dan lain-lain. faktor faktor yang mempengaruhi biaya depresiasi ada 4 yaitu: Harga perolehan, nilai residual atau nilai sisa, masa manfaat, dan pola penggunaan. Metode menentukan depresiasi adalah:
a.    Metode garis lurus(straight-line method)
b.    Metode jam jasa (service-hours method)
c.    Metode hasil produksi (productive-output method)
d.   Metode beban berkurang (reducing-charge method) .
Deplesi adalah Berkurangnya harga perolehan (cost) atau nilai sumber-sumber alam seperti tambang dan hutan kayu yang disebabkan oleh perubahan (pengolahan) sumber-sumber alam tersebut sehingga menjadi persediaan disebut deplesi. Untuk menghitung deplesi ada tiga hal yang harus diperhatikan yaitu:
a.    Harga perolehan aktiva.
b.    Taksiran nilai sisa apabila sumber alam sudah selesai dieksploitasi.
c.    Taksiran hasil yang secara ekonomis dapat di eksploitasi.





DAFTAR PUSTAKA
Zaki Baridwan, INTERMEDIATE ACCOUNTING, Yogaykarta :  BPFE YOGYAKARTA, 2008.
Michell Suharli, Akuntansi untuk Bisnis Jasa dan Dagang, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006.
Adenk Sudarwanto, Akuntansi Koperasi, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar