Senin, 24 April 2017

Proses Perencanaan SDM dalam menentukan kualitas Karyawan



Proses Perencanaan Sumber Daya Manusia
Dalam menyusun perencanaan sumber daya manusia relatif tidak mudah karena banyak faktor yang perlu dipertimbangkan. Dalam beberapa kasus proses penyusunan perencanaan sumber daya manusia sering kali berhubungan dengan sebab lain, misalnya masalah anggaran. Kemudian ketersediaan tenaga kerja dalam bidang tertentu diwilayah tertentu terkadang sulit untuk didapat terutama untuk wilayah tertentu. Hal ini menyebabkan perecanaan sumber daya manusia kurang efektif. Oleh karena ini diperlukan suatu proses yang benar-benar baik untuk menyusun perencanaan sumber daya manusia.
Dalam praktiknya proses perencanaan sumber daya manusia dilakukan secara bertahap dan masing-masing tahap harus dilakukan secara konsisten.
Berikut ini tahap-tahap dalam perencanaan sumber daya manusia yaitu :
1.      Menganalisis jumlah kondisi tenaga kerja yang ada sekarang, baik kuantitas maupun kualitas. Artinya seberapa banyak tenaga kerja yang ada dengan disertai kualifikasi masing-masing. Dengan demikian, akan terlihat apakah ada kekurangan atau kelebihan karyawan.
2.      Menganalisis jumlah posisi jabatan dan staf yang ada sekarang termasuk jenis pekerjaan. Artinya menghitung posisi-posisi jabatan mulai dari direktur, manajer atau supervisor.
3.      Menghitung rasio beban kerja untuk masig-masing jabatan, sehingga dapat diketahui mana beban yang berlebih dan mana yang kurang. Perhitugan beban pekerjaan ini penting agar produktivitas dan loyalitas karyawan dapat dipertahankan.
4.      Menganalisis rencana strategis perusahaan ke depan, baik jangka pendek 1 tahun, menengah 3 tahun atau jangka panjang 5 tahun. Artinya apakah perusahaan akan melakukan investasi baru dimasa yang akan datang yang tentunya akan membutuhkan sejumlah tenaga kerja.atau sebaliknya perusahaan akan segera menutup sejumlah unit, cabang atau pabrik tertentu.
5.      Mendata usia tenaga kerja, dan identifikasikan usia terutama yang sudah mendekati pensiun. Dengan diketahui jumlah usia tenaga kerja maka dapat diperhitungkan jumlah yang akan memasuki usia pensiun.
6.      Memperkirakan tenaga kerja yang akan keluar atau dikeluarkan. Hal ini biasanya dapat dilihat dari pengalaman tahun-tahun sebelumnya, baik yang mengalami kecelakaan ataupun yang minta berhenti sendiri.
7.      Memperkirakan pasar tenaga kerja, baik kuantitas maupun kualitas. Artinya perlu diketahui penawaran dan permintaan tenaga kerja baik lokal, nasional maupun internasional.
8.      Menyusun rencana aksi terhadap rencana yang telah disusun dan disetujui. Artinya hal-hal yang perlu dilakukan sekarang dan jika terjadi suatu masalah dengan karyawan.
Berikut ini ulasan untuk melengkapi penjelasan diatas yaitu :
Menganalisis jumlah kondisi tenaga kerja yang ada sekarang, baik kuantitas maupun kualitas maksudnya adalah menghitung jumlah tenaga kerja yang ada sekarang. Perhitungan didasarkan kepada kondisi riil saat ini dan menjadi dasar untuk perhitungan selanjutnya.
            Menganalisis jumlah posisi jabatan dan staf yang ada sekarang, termasuk jenis pekerjaan maksudnya adalah menghitung jumlah jabatan, mulai dari yang paling rendah sampai yang paling tinggi. Dengan diketahuinya jabatan maka akan mudah untuk membuat pengembangan jabatan termasuk orang-orang yang didalamnya. Perhitungan juga termasuk kepada jenis-jenis pekerjaan yang ada, karena setiap jenis pekerjaan memerlukn keahlian khusus.
            Menghitung rasio beban kerja untuk masing-masing jabatan, artinya untuk mengetahui kebutuhan tenaga kerja setiap jabatan (hal ini sudah dilakukan dalam job analisis)  dengan demikian, akan diketahui beban kerja seseorang, sehingga perlu penambahan tenaga kerja jika dirasa beban suatu jabatan terlalu berat. Sebaliknya akan ada pengurangan tenaga kerja jika beban kerja dirasa kurang.
Menganalisis rencana strategis perusahaan kedepan, baik jangka pendek 1 tahun, menengah 3 tahun atau jangka panjang 5 tahun maksudnya untuk mengetahui rencana pengembangan perusahaan kedepan. Misalnya tahun depan perusahaan akan mendirikan cabang baru, kemudian 3 tahun yang akan datang akan membuat pabrik baru, atau 5 tahun yang akan datang akan membuat anak perusahaan, sehingga semua ini perlu perhitungan jumlah tenaga kerja yang akan dibutuhkan.
            Mendata usia tenaga kerja maksudnya adalah untuk memperkirakan jumlah tenaga kerja yang akan memasuki usia pensiun dimasa yang akan datang. Dengan demikian, akan diketahui jumlah karyawan yang akan keluar dalam 1 periode serta untuk mencari penggantinya.
Implikasi kenyataan itu terhadap perencanaan sumber daya manusia antara lain ialah bahwa perencanaan itu harus dilakukan sedemikian rupa sehingga:
1.      Para pekerja yang segera memasuki masa pensiun benar-benar siap untuk itu, terutama dalam hal mental dan finansial;
2.      Dalam hal itu tidak terjadi kekosongan jabatan dalam arti siapnya tenaga-tenaga yang lebih muda untuk mengisi lowongan yang terjadi.[1]
            Memperkirakan tenaga kerja yang akan keluar atau dikeluarkan, artinya setiap waktu ada saja karyawan yang keluar dengan berbagai sebab, misalnya berbuat curang atau mengundurkan diri. Dalam hal ini perkiraan bisa didasarkan kepada data masu lalu.
            Memperkirakan pasar tenaga kerja, baik kuantitas maupun kualitas, maksudnya tenaga kerja yang bersumber dari universitas atau lembaga pendidikan dan pelatihan. Dengan diketahuinya sumber tenaga kerja ini memudahkan kita untuk mendapatkan tenaga kerja yang dibutuhkan.
            Menyusun rencana aksi artinya melakukan tindakan untuk melakukan rencana-rencana yang telah disusun. Misalnya melakukan rekrutmen, menempatkan pengganti karyawan yang keluar.[2]




 

 

Proses perencanaan sumber daya manusia manusia terdapat empat tahapan yang meliputi :
1.      Pengumpulan, analisis, dan peramalan data dalam rangka mengembangkan perkiraan pasokan SDM dan permintaan SDM (membuat sistem informasi SDM).
2.      Menetapkan tujuan dan kebijakan SDM, mendapatkan persetujuan , dan dukungan dari manajemen puncak.
3.      Merancang dan mengimplementasikan rencana dan program tindakan dalam berbagai bidang kegiatan seperti rekrutmen, pelatihan dan promosi yang memungkinkan organisasi mampu mencapai tujuan SDM-nya.
4.      Mengendalikan dan mengevaluasi rencana dan program kepegawaian untuk memfasilitasi kemajuan ke arah tujuan SDM.
Keempat tahapan dalam proses perencanaan SDM tersebut dapat pula disebut sebagai prosedur dan tahapan untuk perencanaan dan pemrograman SDM. Oleh EW Vetter (dalam Irianto, 2001), prosedur tahapan ini dihubungkan dalam suatu skema seperti diatas.
Dalam skema diatas dapat dilihat tahap pertama meliputi lima kegiatan, yaitu :
1.      Analisis terhadap empat elemen SDM yang meliputi penyimpangan/ketersediaan, pemekerjaan, produktivitas, dan organisasi;
2.      Peramalan permintaan kebutuhan keseluruhan SDM.
3.      Peramalan SDM perb unit.
4.      Persetujuan pengangguran.
5.      Manajemen perkiraan/estimasi pasokan SDM.
Adapun dalam tahap kedua dalam proses perencanaan SDM dilakukan    persetujuan oleh manajemen puncak tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan pernyataan-pernyataan dalam perencanaan SDM. Disamping itu, dalam tahap ini juga ditentukan berbagai tujuan dan kebijakan yang berkaitan dengan SDM. Tahap ketiga berupa pemrograman SDM yang meliputi sejumlah pokok yang terdiri dari rekrutmen dan seleksi, penempatan, pemberhentian, remunerasi, pelatihan dan pengembangan, penilaian dan identifikasi kinerja, serta sistem informasi SDM.
Perencanaan SDM diakhiri dengan tahap keempat, yaitu pengendalian atau control dan evaluasi yang memusatkan perhatiannya pada efektivitas kebijakan SDM untuk akhirnya menjadi informasi baru bagi tahap pertama.
            Jika dicermati pada keempat tahap tersebut, maka perencanaan SDM pada dasarnya merupakan kegiatan kunci dalam MSDM. Didalamnya, khususnya pada tahap ketiga, terdapat banyak kegiatan yang menjadi substansi MSDM. Oleh karena itu, perencanaan SDM menjadi sangat penting bagi organisasi. Perencanaan yang baik akan menentukan tingkat kualitas MSDM.[3]























[1]   Sondang P. Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2007)  hlm.
[2] Kasmir , Manajemen Sumber Daya Manusia Teori dan Praktik, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2016) hlm. 66-68
[3] Edy Sutrisno, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: KENCANA PRENADA GROUP, 2009), hlm 38-41

Tidak ada komentar:

Posting Komentar